Jumat, 28 Desember 2012

Black Hole, White Hole dan Parallel Universe


1. Black Hole
Pada awalnya orang menggangap Black hole adalah fiksi ilmiah saja. Akan tetapi seiring perkembangan jaman dengan diluncurkan teleskop antariksa "Hubble space telescope" kini orang meyakini bahwa monster itu memang benar benar ada di luar sana. Lubang hitam sendiri diartikan sebagai sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam semesta yang dapat diamati.
2. Supermassive Black Hole
Apa itu supermassive black hole? lagunya MUSE? bukan :D super massive black hole adalah blackhole dengan densitas berkali kali lipat dari blackhlole biasa. Dengan densitas atau kepadatan yang amat sangat luar biasa maka akan menimbulkan gaya gravitasi yang juga jauh lebih besar. Apakah supermasif black hole ini ada? jawabannya jelas sekali, mereka ada dan tidak "jauh" dari kita. supermasive blackhole diperkirakan berdiameter lebih dari 1000 kali matahari kita dan mempunyai gravitasi lebih dari sejuta kali gravitasi matahari kita. Super masif black hole merupakan inti dari setiap galaksi yang ada di jagat raya. Ini menjawab pertanyaan kita selama ini. jika bulan mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari, lantas matahari mengelilingi siapa? super masive black hole. Diperkirakan jagat raya ini di huni oleh lebih dari milyaran galaxy dan masih akan terus bertambah. jadi betapa banyak black hole di jagad ini.

3. White Hole
White hole secara nyata belum ada pembuktiannya, white hole masih sebatas dalam teori dalam kertas. Beberapa ilmuan seperti Profesor Michio Kaku menyatakan bahwa white hole merupakan sisi lain dari blackhole. Kita pasti penasaran kemanakah semua materi yang diserap blackhole berujung, apakah black hole itu sebuat pintu yang menuju sisi lain dari jagat raya? dari pertanyaan imajinasi ini maka muncul teori white hole. White hole erat kaitannya dengan time travel. Jika memang ujung dari black hole adalah white hole yang mengubungkan dua tempat terpisah sperti tunel yang mempersingkat perjalanan waktu maka time travel mungkin dilakukan. Dan mungkin kita bisa mengunjungi kemarin, 2 hari yang lalu dan seterusnya. Prof Michiku juga menyatakan secara teoritis time travel melalui white hole itu dapat diterapkan namun praktekannya hampir mustahil. sesuai hukum kekekalan energi dan kesetimbangan masa E masuk= E hilang + E yang keluar dan itu bearti masa yang masuk harus sama dengan masa yang hilang dan keluar. black hole menghisap masa dan energi teorinya white hole yang mengeluarkan. Kemungkinan lain dari sisi lain dari black hole adalah big bang. Bayangkan saja jika sebuah pusaran air menyedot begitu banyak air dan sampah plastik maka dia juga akan mengeluarkan air dan sampah plastik dalam jumlah dan kecepatan yang hampir sama juga. Kecepatan gravitasi di sekitar black hole dikatakan hampir absolute jadi dengan demikian kecepatan hembusan di sekita white hole juga mendekati absolute, dan itu artinya adalah big bang. Dapat disimpulkan white hole adalah sebuah monster kosmis yang berfungsi untuk mengeluarkan seluruh materi yang sudah dihisap oleh black hole.

4. Parallel Universe
Jika ujung dari blackhole adalah white hole dengan big bangnya maka tentu saja ini akan membentuk jagad raya baru. jika di jagat ini ada milyaran galaxy dan milyaran blackholenya maka begitu juga dengan parallel universe. Mungkin saja saat ini kita berada dalam black hole dan kita tidak menyadarinya. Alam semesta itu luas :)



Hubungan black hole, white hole dan parallel universe
Bila kita mengetahui bahwa Black Hole itu adalah sebuah pemusatan massa yang menghisap benda-benda di sekitarnya, maka White Hole berbeda. White Hole adalah kebalikan black hole, dan fungsinya adalah mengeluarkan benda-benda yang tadinya sudah terhisap. Bila lubang hitam terbentuk karena supernova salah satu bintang yang umurnya cukup tua, sama halnya dengan white hole. Bila kita asumsikan, white hole ada satu paket dengan black hole. Jadi, black Hole, worm hole dan white hole bisa kita gambarkan dalam satu bidang vertikal Dimana fungsi black hole adalah menyerap materi, worm hole adalah lubang penyalur antar dimensi, dan white hole adalah pengeluar materi.

Untuk worm hole fungsinya yang lebih jelas adalah seperti jalan pintas yang menghubungkan antara 2 ruang dan waktu yang berbeda. Inilah salah satu cara menurut para peneliti untuk mencapai tingkatan alam semesta yang lebih tinggi.


Menurut Einstein gaya gravitasi adalah gaya yang berbeda dengan gaya-gaya yang lainnya. Yaitu, massa tidak menciptakan sebuah medan gaya di sekitarnya yang akan menyebabkan percepatan massa yang lain, namun massa akan mengubah struktur ruang dan waktu di sekitarnya. Kinerja white hole berkebalikan dengan kinerja black hole, dan secara otomatis waktu bagi sebuah black hole untuk menghisap sebuah materi sama dengan waktu bagi sebuah white hole untuk mengeluarkan sebuah materi tersebut. Bila kita mengetahui bahwa Black hole itu berwarna hitam, maka anggapan itu sebenarnya salah. Sama halnya dengan white hole, memang ada banyak white hole yang berwarna putih, tetapi tidak semua berwarna putih.

Objek Misterius Luar Angkasa Terbaru Ditemukan


WASHINGTON - Alam semesta menyimpan banyak misteri yang belum diketahui manusia. Sebuah objek baru yang aneh dan misterius ditemukan di luar angkasa.

Objek misterius tersebut diketahui merupakan 'micro-quasar' atau quasar kecil yang nampak terang benderang. Quasar merupakan sebuah jenis galaksi aktif yang ditemukan di pusat galaksi dan berisi lubang hitam yang sangat besar.



Sejak tahun lalu, tiba-tiba quasar kecil tersebut perlahan mulai menghasilkan gelombang radio dalam jarak sekira 10 juta cahaya, dekat galaksi M82.

Objek luar angkasa baru yang mulai muncul pada Mei 2009 ini menimbulkan banyak pertanyaan di benak para ilmuwan. "Kami belum pernah menemukan jenis quasar yang seperti ini sebelumnya," ujar Tom Muxlow, ahli astronomi di University of Manchester, Inggris.

Seperti dilansir Space, Selasa (20/4/2010), M82 disebut juga 'starburst galaxy', yaitu galaksi yang terpecah dan menghasilkan bintang-bintang baru pada tingkat yang luar biasa. Sebagian besar bintang-bintang ini mati dalam ledakan besar, dengan supernova terjadi setiap 20 hingga 30 tahun pada M82.

Objek misterius tersebut menyala dengan cepat dalam beberapa hari dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan mati, bahkan setelah menyala selama hampir satu tahun.

Namun begitu, objek yang baru ditemukan ini berjarak 100 tahun cahaya dari pusat M82, cukup jauh untuk terhubung dengan pusat galaksi. Micro-quasar, sama seperti quasar lain yang berukuran lebih besar, nampaknya melibatkan zat yang berputar memasuki lubang hitam.

kejadian aneh di luar angkasa


1.UFO


Astronot NASA adalah beberapa orang yang paling sangat terlatih dan orang-orang khusus di dunia. Sering kali, mereka adalah ilmuwan ahli yang dapat menjelaskan hampir semua hal. Jadi ketika mereka melihat sesuatu – mereka dapat menjelaskannya, kalian pasti akan mengangkat alis. Salah satu insiden yang paling terkenal terjadi pada siaran langsung di NBC pada tahun 1963. Mayor Gordon Cooper berada di akhir perjalanan solo 22 orbit mengelilingi bumi ketika ia berkata keluar dari salah satu jendela ia bisa melihat obejk hijau bercahya dengan sangat cepat mendekat. Objek kemudian membuat belokan tajam dan melesat pergi. Ia yakin ia tidak melihat itu dan radar pun tidak menankapnya. Sekembalinya ke bumi, pewawancara ingin bertanya kepadanya tentang objek, namun para pejabat NASA tidak akan mengizinkannya.

2. galaxies


Ilmu pengetahuan baru-baru ini hanya mampu menjelaskan di mana bintang-bintang dan planet berasal. Sekarang, para ilmuwan telah mengalihkan perhatian mereka ke misteri yang jauh lebih besar, dari mana galaksi datang? Apa yang diketahui adalah bahwa galaksi tidak tersebar secara acak di seluruh ruang, dan mereka ditemukan secara cluster (berkelompok), yang dikenal sebagai “super cluster”. Para ilmuwan memiliki 2 teori yang menjelaskan tentang formasi galaksi. Pertama, gas yang tersisa dari ledakan besar berkumpul bersama untuk membentuk galaksi, di mana dimulai dan planet lahir. Kedua adalah bahwa gas dari ledakan besar yang diciptakan bintang-bintang dan planet-planet di seluruh alam semesta, dan mereka bermigrasi melalui gravitasi ke galaksi. Dan teori itu masih belum bisa diterima.

3.Other Earth:


Bintang, matahari, hanyalah salah satu dari triliun di alam semesta. Apakah tidak mungkin bahwa hanya salah satu planet yang mungkin memiliki hidup di dalamnya? Ini adalah kenyataan bahwa, sejak tahun 2000, ratusan ekstra solar planet telah ditemukan mengorbit bintang-bintang jauh. Beberapa di antaranya telah ditemukan dalam bentuk seperti, misalnya planet Gliese 581d, sebuah planet diyakini memiliki cairan air di permukaannya. Mungkinkah berisi kehidupan didalmnya? Mudah-mudahan dengan kemajuan teknologi dalam dekade berikutnya, kita akan segera tahu jawabannya. Sampai kemudian, hal itu tetap menjadi salah satu misteri terbesar luar angkasa

4. Other Universes


ni adalah salah satu argumen yang lebih kontroversial di luar sana. Teori adalah bahwa terdapat jumlah tak terbatas di alam semesta, masing-masing yang diatur oleh serangkaian hukum dan fisika. Banyak ilmuwan menolak argumen ini sebagai tidak lebih dari spekulasi, karena tidak ada bukti atau hukum matematika yang memungkinkan untuk keberadaan alam semesta yang lain. Namun demikian, penganut teori ini berpendapat bahwa ada seorang pun yang menyangkal itu hal yang aneh. Ini adalah salah satu misteri yang hanya dapat diatasi jika kita dapat melakukan perjalanan di sana, bagaimanapun, dengan perluasan alam semesta, maka manusia tidak akan pernah menemukan jawabannya.

5.Simulacrum in Eagle Nebula:


Salah satu foto yang paling aneh yang pernah diambil dari luar angkasa yaitu Eagle Nebula. Foto itu sendiri seharusnya untuk menunjukkan kelahiran bintang dari awan gas. Namun, ketika foto itu ditampilkan di CNN,
ratusan panggilan datang dari orang-orang melaporkan mereka bisa melihat wajah di awan. Bila warna foto itu disesuaikan, bentuk wajah manusia yang cukup besar tampaknya muncul dalam awan. Ilmuwan belum mampu menjelaskan fenomena ini


6.Mars/Earth


Ketika berbicara tentang kehidupan di planet lain, beberapa orang mengatakan kita perlu pergi tidak lebih jauh dari tata surya kita sendiri. Mars selalu diperkirakan memiliki kehidupan oleh banyak teori konspirasi, mengatakan bahwa NASA sedang menutupi kejadian itu. Banyak foto juga dipertanyakan peradaban di Mars, seperti wajah di Mars, Piramida di Mars, dan foto dari apa yang tampak seperti sosok seekor kera duduk di atas sebuah batu di Mars. Sementara para ilmuwan telah keluar angkasa untuk membuktikan prasangka foto-foto ini, mereka juga mempercayai jika pernah ada samudra yang menutupi permukaan mars, sebelum Mars medan magnet menghilang. Apakah mungkin bahwa kehidupan memang pernah ada? Saat ini beberapa misi ke Mars diharapkan dapat menjawab pertanyaan ini.

7.Dark Matter:


Teori Albert Enstnteint E = MC ^ 2 adalah mungkin teori yang paling terkenal abad ini. Namun, bila diterapkan di luar angkasa, sebuah kejanggalan terjadi. Ketika kita menggunakannya untuk menentukan seberapa banyak materi alam semesta seharusnya, kita menyadari bahwa kita hanya menemukan empat persen dari materi di alam semesta! Mana sisanya? Banyak yang percaya itu adalah dalam bentuk Dark Mater. Ilmuwan belum menunjukkan bukti meyakinkan bahwa Dark Mater pada kenyataannya tidak ada. Kenyataan bahwa kalian tidak dapat melihatnya, menyentuhnya, dan cahaya dan gelombang radio yang benar meskipun tidak terpengaruh membuat sangat sulit untuk dideteksi.

8.White Hole



Albert Einstein salah satu prestasi terbesar adalah membuktikan, dengan matematika, keberadaan Black Hole. Dari kemajuan teknologi, kita sekarang telah dapat menemukan beberapa Black Hole, dan percaya satu berada di tengah-tengah galaksi kita sendiri . Sangat menakjubkan, bagaimanapun, Einstein juga membuktikan melalui persamaan; bahwa White Hole juga ada. Berlawanan dari Black Hole, White Hole diyakini spit out

atau membuang keluar. Jika ada salah satu “White Hole” yang ditemukan, hal itu mungkin membantu kita menjelaskan misteri lain yang tidak diketahui, seperti di mana materi yang membuat galaksi berasal.

9.Ruins on Moon


Dalam daftar ini kita telah membahas kemungkinan adanya kehidupan di planet yang jauh dan di yang dekat. Contohnya, planet paling dekat yang memiliki kehidupan yaitu Bulan? Teori konspirasi ini menyatakan bahwa memang ada bangunan kuno dan reruntuhan di bulan, namun pemerintah telah menyensor mereka dari masyarakat lain. Baru-baru ini, ilmuwan mengumumkan mereka yakin bahwa mereka telah menemukan air, mungkin dalam es atau bentuk cair, di bawah permukaan bulan. Untuk teori konspirasi, ini semua bukti yang mereka butuhkan, sementara kritikus menganggapnya sebagai “spekulasi konyol”.

10.Dark Energy


Dark Energy adalah misteri terbesar di alam semesta ini, karena diyakini Dark EnergyDark Energi, yang memiliki efek berlawanan dengan gravitasi, mendorong hal-hal yang di sekitarnya terpisah. Perhitungan matematis telah menunjukkan bahwa, jika ada, itu membuat hingga 74% dari alam semesta kita, melebihi gravitasi, dan inilah mengapa alam semesta ini membentang keluar. Namun, kita masih tidak memiliki bukti konklusif, sehingga tetap menjadi misteri bagi kita. berda di sekitar kita, dan menjelaskan sementara tampaknya ada kenjanggalan dengan hukum gravitasi. Oleh hukum gravitasi, benda besar, seperti galaksi cluster, harus menarik satu sama lain, dan ada tarikan gravitasi harus menarik benda-benda lain. Namun, tidak demikian halnya, dan faktanya adalah cluster galaksi bergerak lebih jauh dan terpisah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa alam semesta berkembang pada tingkat yang luar biasa. Untuk menjawab pertanyaan mengapa hal ini, para ilmuwan mengembangkan teori.

Pesawat Ruang Angkasa NASA Menemukan Sesuatu yang Baru pada Matahari

Gambar atas menunjukkan sel-sel koronal dilihat dari atas dengan STEREO-B (di sebelah kiri) dan SDO (di sebelah kanan). Diameter mereka sekitar 18.000 mil. Gambar bawah menunjukkan daerah yang sama seperti yang terlihat hampir bersamaan dari sisi oleh STEREO-B (di sebelah kiri) dan SDO (di sebelah kanan). Pandangan bawah menunjukkan bulu seolah-olah mereka bersandar jauh dari observatorium setiap, cara pilar raksasa akan terlihat jika dilihat dari samping. Kepala panah hitam dan putih menandai titik identik pada matahari seperti yang terlihat dari STEREO-B dan SDO, masing-masing. (Kredit: NASA / STEREO / SDO / NRL)

ScienceDaily (9 April 2012) - Suatu hari di musim gugur tahun 2011, Neil Sheeley, seorang ilmuwan surya di Laboratorium Riset Naval di Washington, DC, melakukan apa yang selalu dilakukannya - melihat melalui gambar harian matahari dari NASA solar Dynamics Observatory (SDO).
Tapi hari ini dia melihat sesuatu yang belum pernah melihat sebelumnya: pola sel dengan pusat-pusat terang dan gelap batas-batas yang terjadi di atmosfer matahari, korona. Sel-sel ini tampak agak seperti pola sel yang terjadi pada permukaan matahari - mirip dengan gelembung yang naik ke atas air mendidih - tapi itu adalah kejutan untuk menemukan pola ini lebih tinggi di korona, yang biasanya didominasi oleh terang loop dan lubang koronal gelap.
Sheeley membahas gambar dengan Laboratorium Penelitian Angkatan Laut rekannya Harry Warren, dan bersama-sama mereka berangkat untuk mempelajari lebih lanjut tentang sel. Pencarian mereka termasuk pengamatan dari armada pesawat ruang angkasa NASA yang disebut Sistem Heliophysics Observatorium yang memberikan sudut pandang yang terpisah dari tempat yang berbeda mengelilingi matahari. Mereka menggambarkan sifat dari fitur surya sebelumnya tidak dilaporkan, dijuluki "sel koronal," dalam sebuah makalah yang diterbitkan online di The Astrophysical Journal pada tanggal 20 Maret 2012 yang akan muncul di cetak pada 10 April.
Sel-sel koronal terjadi di daerah antara lubang koronal - daerah dingin dan kurang padat dari korona dilihat sebagai daerah gelap dalam gambar - dan "saluran filamen" yang menandai batas-batas antara bagian atas menunjuk-medan magnet dan ke bawah-menunjuk orang. Memahami bagaimana sel-sel ini berkembang dapat memberikan petunjuk tentang medan magnet berubah pada batas lubang koronal dan bagaimana mereka mempengaruhi emisi stabil bahan surya dikenal sebagai angin matahari streaming dari lubang ini.
"Kami pikir sel koronal terlihat seperti api menembaki, seperti lilin pada kue ulang tahun," kata Sheeley. "Ketika Anda melihat mereka dari samping, mereka tampak seperti api Ketika Anda melihat mereka lurus ke bawah mereka terlihat seperti sel.. Dan kami memiliki cara yang bagus untuk memeriksa hal ini, karena kita bisa melihat mereka dari atas dan dari samping pada saat yang sama menggunakan pengamatan dari SDO, STEREO-A, dan STEREO-B. "
Ketika sel-sel ditemukan pada musim gugur tahun 2011, pesawat ruang angkasa SDO dan STEREO dua (singkatan Hubungan Terestrial Solar Observatory) masing-masing memiliki pandangan yang sangat berbeda dari matahari. Jadi, seperti rotasi 27-hari matahari membawa sel koronal di seluruh muka matahari, mereka muncul pertama di STEREO-B data, maka di SDO, dan akhirnya di STEREO-A, sebelum memulai lagi di STEREO-B. Selain itu, ketika salah satu observatorium melihat ke bawah langsung pada sel, observatorium lain bisa melihat mereka dari samping.
Para peneliti menggunakan selang waktu urutan yang diperoleh dari tiga satelit untuk melacak sel-sel mengelilingi matahari. Ketika sebuah observatorium memandang rendah salah satu area tersebut, itu menunjukkan pola sel yang Sheeley pertama kali melihat. Tapi ketika daerah yang sama dipandang miring, itu menunjukkan bulu condong ke satu sisi. Secara keseluruhan, gambar dua dimensi mengungkapkan sifat tiga dimensi sel sebagai kolom dari bahan surya memperluas ke atas melalui atmosfer matahari, seperti pilar raksasa gas.
Untuk melengkapi gambar lebih jauh, tim beralih ke instrumen lain dan pesawat ruang angkasa. SDO asli gambar berasal dari Majelis Pencitraan Atmosfer, yang mengambil gambar konvensional matahari. Instrumen lain pada SDO, Imager Helioseismic dan Magnetic (HMI), menyediakan peta magnetik matahari. Para ilmuwan ditumpangkan gambar konvensional sel dengan bidang gambar HMI magnetik untuk menentukan penempatan sel koronal relatif terhadap medan magnet kompleks permukaan matahari.
Pertama, berkas medan magnet berbaring berpusat di dalam sel. Ini merupakan perbedaan yang jelas antara sel-sel koronal dan fenomena lain yang terkenal dikenal sebagai supergranules. Supergranules juga muncul sebagai pola sel-seperti besar di permukaan matahari, dan ujung-ujungnya digambarkan diciptakan sebagai gerakan menyamping dari bahan surya menyapu medan magnet lemah terhadap batas-batas mereka. Supergranules, oleh karena itu, tampaknya memiliki medan magnet yang disempurnakan di pinggirannya, sementara sel-sel koronal menunjukkan kepada mereka di pusat-pusat mereka.
Kedua, para ilmuwan belajar lebih banyak tentang bagaimana sel-sel koronal yang terkait dengan struktur lain di matahari, di lokasi mereka antara lubang koronal dan saluran filamen dekatnya. Sel-sel konsisten terjadi di daerah didominasi oleh medan magnet yang mengarah dalam satu arah, baik atas atau bawah. Selain itu, bidang lubang koronal dekatnya adalah apa yang dikenal sebagai "terbuka," membentang jauh ke ruang angkasa tanpa kembali ke matahari. Di sisi lain, garis lapangan dalam sel adalah "tertutup", perulangan di atas saluran filamen dan menghubungkan kembali ke matahari.
Sifat sisi-sisi dari medan magnet terbuka dan tertutup - terbuka di lubang koronal, dan ditutup pada sel-sel koronal - menyebabkan lain wawasan ilmiah. Dalam beberapa film, loop besar bahan surya disebut "filamen" meletus dari saluran filamen berdekatan. Sel-sel koronal, dengan garis tertutup lapangan mereka, menghilang dan digantikan dengan lubang koronal gelap dan garis terkait lapangan terbuka.
"Kadang-kadang sel-sel hilang selamanya, dan kadang-kadang mereka akan muncul kembali persis seperti mereka," kata Sheeley. "Jadi ini berarti kita perlu mencari tahu apa yang meniup lilin pada kue ulang tahun dan ulang pencahayaan mereka Ada kemungkinan bahwa struktur sel koronal adalah struktur yang sama yang ada di dalam lubang koronal -. Tapi mereka terlihat oleh kita ketika medan magnet ditutup, dan tidak terlihat ketika medan magnet yang terbuka. "
Telah lama diketahui bahwa bulu terisolasi terjadi sebentar-sebentar di dalam lubang koronal ketika daerah aktif sangat kecil meletus di sana. Agaknya, ini letusan menyediakan sekilas struktur koronal diskrit mirip dengan lilin lebih permanen terlihat berdekatan dengan lubang. Ketika ada bagian dari lubang menutup, struktur lilin-seperti tiba-tiba menyala dengan munculnya sel.
Selain SDO dan STEREO, tim kembali ke data historis yang ESA dan NASA Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), yang telah memberikan pengamatan sejak minimal sunspot sebelumnya pada tahun 1996. Mereka tidak menemukan sel koronal pada tahun 1996 atau pada sekitar tahun minimum sunspot terakhir pada 2008-2009, tetapi mereka menemukan banyak contoh sel pada sekitar tahun maksimum sunspot intervensi pada tahun 2000. Peningkatan terbaru dalam aktivitas sunspot bersama-sama dengan peningkatan pengamatan dari STEREO dan SDO dapat menjelaskan mengapa sel-sel ditemukan pada 2011.
Tim juga dibangun gambar Doppler - gambar yang menunjukkan seberapa cepat dan mana bahan surya di atmosfer matahari bergerak terhadap penonton - sel koronal menggunakan Spektrometer Extreme-Ultraviolet Imaging (EIS) pada pesawat ruang angkasa Hinode Jepang. Gambar-gambar ini menunjukkan bahwa pusat dari sel-sel bergerak ke atas lebih cepat dari batas-batas mereka, pembulatan lebih jauh gambar fisik dari lilin raksasa dengan satu bagian yang naik dari tengah.
"Salah satu hal indah tentang SDO adalah cara pengamatan dapat dikombinasikan dengan instrumen lainnya," kata Dean Pesnell, SDO ilmuwan proyek di NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md "Menggabungkan data dari SDO, STEREO, SOHO, dan Hinode memungkinkan kita melukiskan gambaran matahari keseluruhan dengan cara yang satu instrumen tidak bisa. "
Penemuan sel koronal telah meningkatkan pengetahuan kita tentang struktur magnetik dari korona matahari. Di masa depan, studi tentang evolusi sel koronal dapat meningkatkan pemahaman para ilmuwan tentang perubahan magnet pada koronal-lubang batas-batas dan pengaruhnya terhadap angin matahari dan cuaca ruang bumi.

ESA Temukan Angin Perusak Galaksi


angin perusak galaksi

ESA Temukan Angin Perusak Galaksi


ilustrasi perusak galaksi 300x168 ilustrasi perusak galaksi
European Space Agency (ESA) memiliki observatorium infra merah luar angkasa Herschel yang berhasil mendeteksi adanya pergerakan angin perusak galaksi. Sesuai julukannya, angin tersebut dapat memusnahkan galaksi yang terdiri dari gas.
Selain itu, juga dapat menghentikan pembentukan bintang karena angin tersebut terdiri dari molekul gas yang mengalir pergi dari galaksi.
Dalam sebuah wawancara dengan Daily Galaxy, peneliti dari Max-Planck Institut Echard Sturm mengatakan bahwa timnya telah lama mengamati fenomena yang luar biasa ini.
Angin perusak galaksi ini bertiup dengan kecepatan nelebihi 1000 km per detik. Kecepatan tersebut 10 ribu kali kecepatan angin badai di muka bumi.

Kamis, 27 Desember 2012

Ditemukan: Gugus Galaksi Raksasa Terbesar Sejagad Raya


Astronom Temukan Gugus Galaksi Paling Aktif, Berukuran Raksasa dan Terbesar di Jagat Raya

Gugus besar galaksi ini salah satu struktur terbesar di alam semesta dan diperkirakan terdiri dari ribuan galaksi serta masih banyak bal baru yang harus dipelajari mengenai apa yang ada di dalamnya.
Para peneliti di Amerika Serikat mengumumkan pada Rabu (15/8/2012) bahwa mereka telah menemukan gugus galaksi masif, salah satu struktur terbesar di alam semesta, yang berjarak 5,7 juta tahun cahaya dari Bumi dan memiliki rekor-rekor kosmik baru yang penting.
Pusat Astrofisika Harvard, Smithsonian menyatakan dalam siaran pers bahwa pengamatan terhadap gugus tersebut, yang menunjukan adanya tingkat pembentukan bintang yang tinggi, dapat mendorong para astronom berpikir ulang mengenai bagaimana struktur-struktur kolosal dan galaksi yang mendiaminya berevolusi seiring waktu.
Dengan nama resmi SPT-CLJ2344-4243, gugusan galaksi tersebut juga diberi nama “Phoenix” yang diambil dari burung mitologi yang bangkit dari kematian.
SPT-CLJ2344-4243 / Phoenix Cluster diambil oleh teleskop Chandra dengan cahaya X-ray
Hal itu sebagian terkait dari konstelasi di mana ia berada. Namun menurut Michael McDonald, anggota program Hubble di Massachusetts Institute of Technology, Phoenix juga melambangkan daya pikir hebat mengenai keajaiban astronomi terbaru.
“Sementara galaksi-galaksi di pusat sebagian besar gugus telah tidak aktif selama miliaran tahun, galaksi utama di gugus ini masih hidup dengan ledakan pembentukan bintang,” ujar McDonald, penulis utama makalan tentang Phoenix, yang muncul di jurnal Nature edisi 16 Agustus.
South Pole Telescope (SPT) adalah teleskop yang berada di kutub Selatan. Teleskop inilah yang pertama kali menemukan Phoenix Cluster.
Berdasarkan pengamatan Observatorium Sinar-X Chandra di NASA, Teleskop Kutub Selatan milik Yayasan Sains Nasional di AS dan delapan observatorium lainnya, para peneliti mengatakan bahwa pusat gugus Phoenix terkait dengan pembentukan sekitar 740 massa matahari atau bintang per tahun.
Secara perbandingan, tingkat pembentukan bintang di gugus Perseus 20 kali lebih lambat daripada Phoenix.
SPT-CLJ2344-4243 / Phoenix Cluster (zommed) diambil oleh teleskop Chandra dengan cahaya X-ray
“Kecepatannya sangat luar biasa,” ujar Marie Machacek, ahli astrofisika dari Observatorium Astrofisika Smithsonia. Ia mengatakan bahwa gugus besar seperti Phoenix diperkirakan terdiri dari ribuan galaksi dan masih banyak yang harus dipelajari mengenai apa yang ada di dalamnya.
Lubang hitam yang sangat masif di galaksi utama dari sebuah gugus sejak lama diasosiasikan dengan tingkat pembentukan bintang yang lambat, karena memompakan energi ke sistem dan mencegah pendinginan gas yang diperlukan dalam pembentukan bintang.
Namun para ilmuwan mengatakan bahwa ledakan bintang masif tampak di Phoenix, saat ia melahirkan dua bintang per hari, yang disimpulkan sebagai kegagalan lubang hitam dalam menghalangi aliran pendinginan yang sangat kuat.
The Phoenix Cluster is an extraordinary galaxy cluster that is breaking several important astronomical records. (gambar kiri asli, gambar kanan illustrasi artis)
“Bintang dibentuk di gugus Phoenix dengan kecepatan tertinggi yang pernah diamati di gugus galaksi,” ujar Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian dalam pernyataan kepada pers.
“Obyek ini juga merupakan produsen sinar-X yang paling kuat dan paling masif di antara gugus galaksi lain. Data yang kami peroleh juga menunjukkan bahwa tingkat pendinginan gas panas di wilayah sentral pada gugus adalah yang tertinggi yang pernah diamati.” (NASA/RussiaToday/Reuters/VOAIndonesia/ icc.wp.com)

Tertangkap Kamera, Galaksi Teraneh di Semesta

Headline      Paris – Astronom berhasil menemukan sebuah galaksi jauh paling aneh yang terletak di antara tempat teraneh di semesta. Seperti apa?
Galaksi Holmberg II menjadi salah satu bintang atraksinya. Hubble Space Telescope (HST) berhasil memotret galaksi ini sedang ‘meniup gelembung’ yang sebenarnya adalah ‘kerang’ gas yang tercipta akibat siklus kehidupan beberapa generasi bintang.
Bintang bermassa tinggi ini membentuk wilayah padat gas yang kemudian mengeluarkan angin rasi bintang kuat yang menghembuskan materi di sekitarnya. Di akhir hidupnya, seperi ditulis Dailymail, bintang ini meledak sebagai supernova.
Gelombang kejut merobek wilayah kurang padat di sekitar bintang kemudian memanaskan gas dan membentuk ‘kerang’ menakjubkan ini. Hasil gambar menakjubkan ini merupakan perpaduan gambar tampak dan gambar paparan inframerah HST

EKSTRASOLAR PLANET

 Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter , Saturnus, Uranus, Neptunus adalah delapan planet yang berada di dalam tata surya. Namun banyak orang yang belum mengetahui keberadaan planet di luar tata surya. Planet inilah yang disebut ekstrasolar planet atau disingkat menjadi eksoplanet.

          Eksoplanet merupakan objek yang sangat menarik perhatian astronom saat ini. Karena keberadaannya menimbulkan rasa penasaran terhadap planet-planet yang ada di bintang lain tersebut, misalnya apakah planet tersebut dapat dihuni oleh manusia, seperti apa kondisi di sana, dan sebagainya. Dari data yang dikumpulkan oleh Jean Schneider dari Paris Observatory, hingga14 April 2012, telah ditemukan 763 eksoplanet. Sebagian besar telah terdeteksi melalui metode pengamatan langsung kecepatan radial (radial velocity) dan metode-metode lainnya selain penginderaan.

          Secara resmi, penemuan eksoplanet pertama yang diakui adalah dua planet yang mengorbit pulsar PSR 1257+12 yang ditemukan oleh Aleksander Wolszczan dan Dale Frail pada tahun 1992. Namun sebenarnya, pada tahun 1988, Bruce Campbell mengumumkan bahwa ia telah menemukan planet yang mengorbit bintang Gamma Chepei. Karena adanya wacana bahwa planet tersebut mungkin saja merupakan bintang katai cokelaat (objek yang bermassa antara planet dan bintang), maka muncullah keraguan bahwa itu bukan planet pada tahun 1992. Akan tetapi, dengan adanya penelitian-penelitian yang didukung oleh teknologi yang lebih canggih dan detail, akhirnya pada tahun 2003, planet tersebut diakui sebagai eksoplanet.

           Pada tanggal 6 Oktober 1995, Michel Mayor dan Didier Queloz dari University of Geneva menemukan sebuah planet yang mengorbit bintag 51 Pegasi yang merupakan bintang yang berukuran hampir sama dengan ukuran matahari. Yang mengejutkan dari penemuan ini adalah ukuran planet yang mengorbit 51 Pegasi tersebut berukuran hampir seperti Jupiter, namun jarak antara planet tersebut dan bintang induknya lebih dekat daripada jarak Matahari dengan planet Merkurius. Sebuah keadaan yang sangat kontras dengan kondisi tata surya kita.

            Pendeteksian keberadaan planet-planet di luar tata surya cukup sulit dilakukan.z Hal tersebut dikarenakan sumber cahaya yang terpancar dari planet-planet tersebut sangat redup dibandingkan dengan bintang induknya. Jika dalam pencarian eksoplanet hanya berdasarkan kuat cahaya yang diterima dari planet itu di bumi, maka pencarian akan sulit dilakukan. Karena teknologi pendukung untuk menghitung cahaya yang dating, seperti kamera CCD dan teleskop yang ada saat ini,  hanya dapat menangkap gambar eksoplanet secara langsung hanya pada kondisi tertentu, yaitu saat planet yang diamati sangat besar dan berada jauh dari bintang induknya atau planet tersebut sangat panas sehingga memancarkan radiasi inframerah intens. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode-metode lain yang dapat membantu dalam pencarian planet di luar tata surya tersebut.

            Hingga saat ini telah ditemukan beberapa metode yang telah terbukti bisa digunakan dalam menemukan planet-planet di luar tata surya.  Metode-metode yang dapat digunakan adalah,
  • Astrometri
Metode ini dilakukan dengan mengukur posisi bintang di langit dari waktu ke waktu. Jika dalam pengamatannya ternyata bintang tersebut bergerak secara spiral, maka dapat diindikasikan bahwa bintang tersebut memiliki pasangan yang tak terlihat untuk mengorbit. Pasangan yang tak terlihat tersebut bisa berupa blackhole hingga planet. Jika massa dari pasangan yang tak terlihat tersebut sangat kecil, bisa diperkirakan bahwa pasangan tak terlihat tersebut merupakan planet yang mengorbit bintang tersebut sehingga menyebabkan bintang induknya berevolusi terhadap suatu titik. Revolusi bintang tersebut merupakan akibat dari gravitasi dari planet yang diimbingai dengan gaya sentrifugal sehingga bintang itu berputar terhadap satu titik tertentu.

Gambar 2: Hasil Astrometri bintang yang memiliki planet.

  • Kecepatan Radial atau Metode Doppler
Metode ini berdasarkan sifat aneh yang dimiliki oleh gelombang, yaitu efek Doppler. Doppler menyatakan bahwa jika gelombang elektromagnetik dilepaskan oleh benda yang bergerak relatif terhadap suatu acuan yang diam, maka panjang gelombang yang diamati oleh benda yang diam tersebut akan mengalami pergeseran. Besar pergeserannya bergantung pada kecepatan dari sumber yang melepaskan tersebut. Jika sumber bergerak menjauh, maka panjang gelombang yang diamati akan semakin panjang. Sebaliknya, jika sumber bergerak mendekat, maka panjang gelombang elektromagnetik yang diamati akan menjadi semakin pendek.

Dengan dasar efek Dopler tersebut, maka para astronom bisa menemukan adanya planet di sekitar bintang yang lain. Jika sebuah bintang diamati, lalu kecepatan radialnya berubah-ubah secara periodik, maka  dapat diperkirakan, bintang tersebut berputar pada suatu titik.Seperti halnya pada cara astrometri, maka jika bintang berputar pada suatu titik, dapat diperkirakan bahwa bintang tersebut mempunyai pasangan. Kandidatnya bisa berupa blackhole, katai cokelat, hingga planet tergantung dari massa objek tersebut. Jika massanya kecil, dapat diperkirakan, objek tersebut merupakan sebuah planet yang mengorbit bintang tersebut.

Gambar 3: Pendeteksian eksoplanet dengan metode kecepatan radial.

  • Metode Transit
Metode ini sangat mudah untuk dipahami. Analogi dari metode ini adalah seperti sebuah senter. Saat senter dinyalakan dan diarahkan ke tembok, di tembok akan ada cahaya dari senter. Jika di depan senter kita lewatkan sebuah benda tak bercahaya yang lebih kecil dari ukuran senter, maka di tembok aka nada bayangan yang artinya cahaya yang sampai ke tembok akan berkurang karena dihalangi oleh benda yang lewat tersebut.

Begitu pula pada cahaya bintang. Jika suatu planet melintasi (atau transit) di depan bintang induknya, maka pancaran cahaya bintang itu sedikit berkurang karena terhalang oleh planet tersebut. Namun perlu diingat, bahwa planet selalu mengorbit bintang, sehingga pengurangan cahaya dari planet yang melintas akan terjadi pada periode yang tetap dan pengurangan intensitas cahaya yang tetap. Tingkat cahaya bintang yang berkurang tersebut tergantung pada ukuran bintang itu sendiri dan ukuran planet yang melintasinya.

Metode ini merupakan metode yang banyak digunakan untuk mencari eksoplanet. Lebih dari 100 planet dengan massa sekitar 0.2 massa Jupiter – 13 massa Jupiter ditemukan oleh 6 grup yang berbeda yang menggunakan metode ini.
Sekitar 20% planet-planet yang ditemukan dengan metode ini berukuran hampir seperti ukuran Jupiter, namun jaraknya sangat dekat dengan bintang induknya. Karena keadaan yang demikian, orang-orang menyebutnya sebagai “hot Jupiter”.



Gambar 4: Metode transit.



  • Metode Gravitational Microlensing
Microlensing dapat terjadi ketika medan gravitasi dari sebuah bintang bertindak sebagai lensa. Karena bertindak seperti sebuah lensa, maka bintang tersebut dapat memperkuat cahaya dari bintang yang berada jauh. Jika terdapat planet-planet yang mengorbit pada bintang tersebut, planet-planet tersebut  dapat menyebabkan anomali dalam pengukuran. Jadi, jika terjadi anomali dalam pengukuran penguatan cahaya bintang yang jauh oleh bintang yang dekat, maka dapat diprediksikan bahwa bintang yang dekat itu terdapat sebuah planet yang mengorbitnya.

Gambar 5: Pendeteksian eksoplanet dengan metode gravitational microlensing.

  • Pulsar
Metode ini merpakan metode yang dilakukan oleh Aleksander Wolszczan dan Dale Frail untuk menemukan planet yang ada di luar tata surya.Sebuah pulsar merupakan sisa dari bintang yang dulunya bermassa besar yang telah meledak sebagai Supernova lalu tersisa bagian yang berukuran kecil, sangat padat, terdiri dari neutron saja, dan berotasi sangat cepat.

Pulsar memancarkan gelombang radio secara teratur ketika berotasi. Anomali sedikit saja dalam sinyal-sinyal radio yang memancar dapat digunakan untuk melacak perubahan pada pulsar dari gerakan yang disebabkan oleh keberadaan planet-planet.

Namun, metode ini dirasa kurang efektif dalam mencari planet di luar tata surya.Dengan metode ini, hanya ditemukan 5 planet dari 3 pulsar yang berbeda. Sehingga, sejak 2011, metode ini tidak lagi dipakai untuk mencari planet di bintang lain.
  • Metode Circumstellar disks
Metode ini tidak untuk menemukan sebuah planet di luar tata surya. Tetapi, metode ini dapat memberikan sebuah kesimpulan bahwa dulunya terdapat sebuah planet yang mengitari bintang tesebut.

Terkadang sebuah bintang memiliki cincin debu yang mengitarinya. Debu-debu tersebut dapat dideteksi pada panjang gelombang merah. Debu-debu inilah yang diperkirakan bahwa dulu merupakan sebuah planet yang kemudian pecah menjadi serpihan-serpihan debu.

             Pada saat sekarang ini, pencarian eksoplanet banyak dilakukan di bintang-bintang yang ukurannya hampir sama seperti ukuran matahari. Untuk bintang-bintang bermassa besar dan bertemperatur tinggi, sangat sulit dilakukan untuk mencari planet. Hal ini dikarenakan rotasi bintang tersebut yang sangat cepat sehingga sulit untuk mendeteksi adanya pergeseran Doppler jika menggunakan variasi kecepatan radial dari bintang. Selain itu, bintang bermassa besar dan bertemperatur tinggi yang sering disebut bintang massive biru, memiliki intensitas cahaya yang sangat tinggi, sehingga perubahan cahaya yang sangat kecil jika menggunakan metode transit sangat sulit dilakukan karena keterbatasan teknologi untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang terlalu kecil. Dari dasar pemikiran inilah yang membuat orang-orang lebih memfokuskan untuk mencari planet pada bintang-bintang yang berotasi lambat, yaitu bintang-bintang seukuran matahari atau bisa juga bintang-bintang raksasa yang temperatur permukaannya rendah, yang disebut oleh para astronom sebagai “Red Giant Star”.

             Pertanyaan selanjutnya setelah diketahui bahwa ada planet di bintang tersebut adalah apakah planet tersebut mungkin bisa dihuni atau tidak? Untuk menjawab hal tersebut, planet layak huni harus memenuhi syarat utama, yaitu tersedianya air. Ketersediaan air bisa dilihat dari komposisi penyusun dari planet-planet itu dan temperatur permukaannya.

             Untuk menentukan komposisi dari planet-planet tersebut sangatlah sulit dan bergantung pada keadaan orbit planet. Jika planet itu bisa dideteksi dengan metode transit dan metode kecepatan radial secara bersamaan, maka bisa dihitung massa dan radius dari planet tersebut. Sehingga, kerapatan eksoplanet tersebut bisa ditentukan. Kerapatan dari eksoplanet akan memberikan sebuah informasi penting, yaitu apakah planet itu merupakan planet Jovian (planet yang komposisinya seperti komposisi panet Jupiter yaitu berupa gas), ataukah planet tersebut merupakan planet terrestrial (planet yang komposisi zatnya mirip bumi yaitu berupa batuan).

              Temperatur permukaan dapat diperkirakan berdasarkan intensitas cahaya yang diterima oleh planet dari bintang induknya. Contoh planet yang diprediksikan temperaturnya adalah planet OGLE-2005-BLG-390Lb yang diperkirakan temperatur permukaannya sekitar 2200C atau sekitar 500K. Contoh lain adalah planet HD 189733b yang diperkirakan memiliki temperature sekitar 9320C.

              Selajutnya, saat komposisi planet dan temperaturnya mendukung untuk bisa dihuni, maka yang dicari adalah komposisi air yang ada di planet tersebut. Jika ada, kemungkinan besar planet tersebut bisa dihuni. Pada tahun 2010, Gilesse 581 g diklaim bahwa planet tersebut sangat mirip dengan bumi dan dapat dihuni. Namun keberadaan planet tersebut patut dipertanyakan karena “The Extrasolar Planets Encyclopedia” tidak mengkonfirmasi adanya planet tersebut di dalam database nya. Data dari “Habitable Exoplanets Catalog” memperkirakan adanya potensi planet yang mirip bumi sebanyak empat buah dari total 725 eksoplanet yang diakui tanggal 14 Januari 2012.

              Tarik ulur antar astronom untuk menentukan apakah planet tersebut merupakan planet yang layak dihuni atau bukan akan terus berlanjut. Perbedaan ini mungkin akan tereduksi sejalan dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang mendukung untuk observasi-obsevasi berikutnya yang dapat memberikan informasi yang lebih detail.